Minggu, 30 Desember 2012
Senin, 05 November 2012
Macam MODEL PEMBELAJARAN -biar gak bosen-
Sebernernya ada banyak cara-gaya belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, kita (guru) harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Berikut
ini disajikan beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan
alternatif sehingga cocok untuk situasi dan kjondisi yang dihadapi. Akan
tetapi sajian yang dikemukakan pengantarnya berupa pengertian dan
rasional serta sintaks (prosedur) yang sifatnya prinsip, modifikasinya
diserahkan kepada guru untuk melakukan penyesuaian, penulis yakin
kreativitas para guru sangat tinggi.
1. Koperatif (CL, Cooperative Learning).
Pembelajaran
koperatif sesuai dengan fitrah manusis sebagai makhluq sosial yang
penuh ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung
jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan
kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan
dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman,
tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih
beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature
dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan
masing-masing.
Jadi
model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara
berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksu konsep,
menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar
kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri
dari 4 – 5 orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada
control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa
laporan atau presentasi.
Sintaks
pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk
kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan
pelaporan.
2. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran
kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya
jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata
kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari
materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa
menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif - nyaman dan
menyenangkan. Pensip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa,
siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan
pengembangan kemampuan sosialisasi.
Ada tujuh indokator pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya darei berbagai aspek dengan berbagai cara).
Ada tujuh indokator pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya darei berbagai aspek dengan berbagai cara).
3. Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
Realistic
Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan
pola guided reinventiondalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process
of mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep,
prinsip, algoritma, aturan uantuk digunakan dalam menyelesaikan
persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik
melalui proses dalam dunia rasio, pengemabngan mateastika).
Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman (menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan).
Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman (menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan).
4. Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
Pengetahuan
yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada ketrampilan
dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran
langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan
prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi.
Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah
bervariasi).
5. Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
Kehidupan
adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini
melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk
merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus
dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis,
suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dap[at berpikir optimal.
Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri
Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri
6. Problem Solving
Dalam
hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin,
belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah
mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, .atau
algoritma). Sintaknya adalah: sajiakn permasalah yang memenuhi criteria
di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau
atuiran yang disajikan, siswa mengidentifkasi,
mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.
7. Problem Posing
Bentuk
lain dari problem posing adaslah problem posing, yaitu pemecahan
masalah dngan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah
menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya
adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi
tulisan-hitungan, cari alternative, menyusun soal-pertanyaan.
8. Problem Terbuka (OE, Open Ended)
Pembelajaran
dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan
permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya
juga bisa beragam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan
menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis,
komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa
dituntuk unrtuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau
pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa
beragam. Selanjtynya siswa juda diinta untuk menjelaskan proses mencapai
jawaban tersebut. Denga demikian model pembelajaran ini lebih
mementingkan proses daripada produk yang akan membentiuk pola piker,
keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir.
Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar, diagram, table), kembangkan peremasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, kaitakkan dengan materi selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi sedikit dilepas mandiri).
Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar, diagram, table), kembangkan peremasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, kaitakkan dengan materi selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi sedikit dilepas mandiri).
Sintaknya
adlaha menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan
dan catat reson siswa, bimbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan.
9. Probing-prompting
Teknik
probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan
serangkaian petanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga
terjadi proses berpikir yang mengaitkan engetahuan sisap siswa dan
engalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya
siswa memngkonstruksiu konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru,
dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.
Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari prses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi sausana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mngurang kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi
Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari prses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi sausana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mngurang kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi
10. Pembelajaran Bersiklus (cycle learning)
Ramsey
(1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai
dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri
dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan
rasyarat, eksplnasi berarti menghenalkan konsep baru dan alternative
pemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan konsep dalam konteks yang
berbeda.
11. Reciprocal Learning
Weinstein
& Meyer (1998) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus
memperhatikan empat hal, yaitu bagaimana siswa belajar, mengingat,
berpikir, dan memotivasi diri. Sedangkan Resnik (1999) mwengemukan bhawa
belajar efektif dengan cara membaca bermakna, merangkum, bertanya,
representasi, hipotesis.
Untuk mewujudkan belajar efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan cara pembelajaran resiprokal, yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok mengerjakan LKSD-modul, membaca-merangkum.
Untuk mewujudkan belajar efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan cara pembelajaran resiprokal, yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok mengerjakan LKSD-modul, membaca-merangkum.
12. SAVI
Pembelajaran
SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah
memanfaatkan semua alat indar yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri
adalah kependekan dari: Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on,
aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan;
Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melaluui
mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan
penndepat, dan mennaggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah
menggunakan indra mata melallui mengamati, menggambar,
mendemonstrasikan, membaca, menggunbakan media dan alat peraga; dan
Intellectualy yang bermakna bahawa belajar haruslah menggunakan
kemampuan berpikir (minds-on) nbelajar haruslah dengan konsentrasi
pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki,
mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan
masalah, dan menerapkan.
13. TGT (Teams Games Tournament)
Penerapan
model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap
kelompok bisa sama bis aberbeda. SDetelah memperoleh tugas, setiap
kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi.
Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa
kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi nyaman dan menyenangkan
sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap
terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai
kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehuingga terjadi diskusi kelas.
Jika
waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan,
atau dalam rangak mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian raport.
Sintaknya adalah sebagai berikut:
- Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan
- Siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok.
- Selanjutnya adalah opelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu terttentu (misal 3 menit). Siswa bisda nmngerjakan lebbih dari satu soal dan hasilnya diperik\sa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja tunamen sesua dengan skor yang dip[erolehnay diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good, medium.
- Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.
- Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan penghargaan kelompok dan individual.
14. VAK (Visualization, Auditory, Kinestetic)
Model
pebelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan
memperhatikan ketiga hal tersebut di atas, dengan perkataan lain
manfaatkanlah potensi siwa yang telah dimilikinya dengan melatih,
mengembangkannya. Istilah tersebut sama halnya dengan istilah pada SAVI,
dengan somatic ekuivalen dengan kinesthetic.
15. AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
Model
pembelajaran ini mirip dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada
Repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalama, perluasan,
pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau quis.
16. TAI (Team Assisted Individualy)
Terjemahan
bebas dari istilah di atas adalah Bantuan Individual dalam Kelompok
(BidaK) dengan karateristirk bahwa (Driver, 1980) tanggung jawab
vbelajar adalah pada siswa. Oleh karena itu siswa harus membangun
pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi
guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-intruksi.
Sintaksi BidaK menurut Slavin (1985) adalah: (1) buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupak modul, (2) siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, (3) penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.
Sintaksi BidaK menurut Slavin (1985) adalah: (1) buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupak modul, (2) siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, (3) penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.
17. STAD (Student Teams Achievement Division)
STAD
adalah salah sati model pembelajaran koperatif dengan sintaks:
pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan
belajar-LKS-modul secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga
terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap
siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan
reward.
18. NHT (Numbered Head Together)
NHT
adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks:
pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor
tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama
tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiasp siswa
dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok,
presentasi kelompok dengan nomnor siswa yang sama sesuai tugas
masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat
skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward.
19. Jigsaw
Model
p[embeajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan sintaks
sepeerti berikut ini. Pengarahan, iformasi bahan ajar, buat kelompok
heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian
sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok
bertugas membahasa bagian tertentu, tuiap kelompok bahan belajar sama,
buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi
kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok aasal, pelaksnaa tutorial
pada kelompok asal oleh anggotan kelompok ahli, penyimpulan dan
evaluasi, refleksi.
20. TPS (Think Pairs Share)
Model
pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan sintaks: Guru
menyajikan materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa dan siswa
bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku
(think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual, buat skor
perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
21. GI (Group Investigation)
Model
koperatif tipe GI dengan sintaks: Pengarahan, buat kelompok heterogen
dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap
kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal
mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam
sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru
dan staf sekolah), pengoalahn data penyajian data hasi investigasi,
presentasi, kuis individual, buat skor perkem\angan siswa, umumkan hasil
kuis dan berikan reward.
22. MEA (Means-Ends Analysis)
Model
pembelajaran ini adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan
masalah dengan sintaks: sajikan materi dengan pendekatan pemecahan
masalah berbasis heuristic, elaborasi menjadi sub-sub masalah yang lebih
sederhana, identifikasi perbedaan, susun sub-sub masalah sehingga
terjadli koneksivitas, pilih strategi solusi
23. CPS (Creative Problem Solving)
Ini
juga merupakan variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah
melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk
menyelesaikan suatu permasalahan. Sintaksnya adalah: mulai dari fakta
aktual sesuai dengan materi bahan ajar melalui tanya jawab lisan,
identifikasi permasalahan dan fokus-pilih, mengolah pikiran sehingga
muncul gagasan orisinil untuk menentukan solusi, presentasi dan diskusi.
24. TTW (Think Talk Write)
Pembelajaran
ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak,
mengkritisi, dan alternative solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan
dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat laopran hasil presentasi.
Sinatknya adalah: informasi, kelompok (membaca-mencatatat-menandai),
presentasi, diskusi, melaporkan.
25. TS-TS (Two Stay – Two Stray)
Pembelajaran
model ini adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman
dengan kelompok lain. Sintaknya adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu
ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap di kelompoknya untuk
menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke
kelompok asal, kerja kelompok, laporan kelompok.
26. CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending)
Sintaknya
adalah (C) koneksi informasi lama-baru dan antar konsep, (0) organisasi
ide untuk memahami materi, (R) memikirkan kembali, mendalami, dan
menggali, (E) mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan.
27. SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
Pembelajaran
ini adalah strategi membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif
siswa, yaitu dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara
seksama-cermat, dengan sintaks: Survey dengan mencermati teks bacaan dan
mencatat-menandai kata kunci, Question dengan membuat pertanyaan
(mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar),
Read dengan membaca teks dan cari jawabanya, Recite dengan pertimbangkan
jawaban yang diberikan (cartat-bahas bersama), dan Review dengan cara
meninjau ulang menyeluruh
28. SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review)
SQ4R
adalah pengembangan dari SQ3R dengan menambahkan unsur Reflect, yaitu
aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks
aktual yang relevan.
29. MID (Meaningful Instructionnal Design)
Model
ini adalah pembnelajaran yang mengutyamakan kebermaknaan belajar dan
efektifivitas dengan cara membuat kerangka kerja-aktivitas secara
konseptual kognitif-konstruktivis. Sintaknya adalah (1) lead-in dengan
melakukan kegiatan yang terkait dengan pengalaman, analisi pengalaman,
dan konsep-ide; (2) reconstruction melakukan fasilitasi pengalaan
belajar; (3) production melalui ekspresi-apresiasi konsep
30. KUASAI
Pembelajaran
akan efektif dengan melibatkan enam tahap berikut ini, Kerangka pikir
untuk sukses, Uraikan fakta sesuai dengan gaya belajar, Ambil pemaknaan
(mengetahui-memahami-menggunakan-memaknai), Sertakan ingatan dan
hafalkan kata kunci serta koneksinya, Ajukan pengujian pemahaman, dan
Introspeksi melalui refleksi diri tentang gaya belajar.
31. CRI (Certainly of Response Index)
CRI
digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran yang berkenaan dengan
tingkat keyakinan siswa tentang kemampuan yang dimilkinya untuk
memilih dan menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya. Hutnal
(2002) mengemukakan bahwa CRI menggunakan rubric dengan penskoran 0
untuk totally guested answer, 1 untuk amost guest, 2 untuk not sure, 3
untuk sure, 4 untuk almost certain, dn 5 untuk certain.
32. DLPS (Double Loop Problem Solving)
DPLS
adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan
penekanan pada pencarian kausal (penyebab) utama daritimbulnya masalah,
jadi berkenaan dengan jawaban untuk pertanyaan mengapa. Selanutnya
menyelesaikan masalah tersebut dengan cara menghilangkan gap uyang
menyebabkan munculnya masalah tersebut.
Sintaknya
adalah: identifkasi, deteksi kausal, solusi tentative, pertimbangan
solusi, analisis kausal, deteksi kausal lain, dan rencana solusi yang
terpilih. Langkah penyelesdai maslah sebagai berikurt: menuliskan
pernyataan masalah awal, mengelompokkan gejala, menuliskan pernyataan
masalah yang telah direvisi, mengidentifikasui kausal, imoplementasi
solusi, identifikasi kausal utama, menemukan pilihan solusi utama, dan
implementasi solusi utama.
33. DMR (Diskursus Multy Reprecentacy)
DMR
adalah pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan, penggunaan, dan
pemanfaatan berbagai representasi dengan setting kelas dan kerja
kelompok. Sintaksnya adalah: persiapan, pendahuluan, pengemabangan,
penerapan, dan penutup.
34. CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition)
Terjemahan
bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara
koperatif –kelompok. Sintaksnya adalah: membentuk kelompok heterogen 4
orang, guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai dengan materi bahan
ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci,
memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil
kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, refleksi.
35. IOC (Inside Outside Circle)
IOC
adalah mode pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran
besar (Spencer Kagan, 1993) di mana siswa saling membagi informasi pada
saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan ssingkat dan
teratur. Sintaksnya adalah: Separu dari sjumlah siswa membentuk
lingkaran kecil menghadap keluar, separuhnya lagi membentuk lingkaran
besar menghadap ke dalam, siswa yang berhadapan berbagi informasi
secara bersamaan, siswa yang berada di lingkran luar berputar keudian
berbagi informasi kepada teman (baru) di depannya, dan seterusnya
36. Tari Bambu
Model
pembelajaran ini memberuikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi
informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda secara
teratur. Strategi ini cocok untuk bahan ajar yang memerlukan pertukaran
pengalaman dan pengetahuan antar siswa. Sintaksnya adalah: Sebagian
siswa berdiri berjajar di depoan kelas atau di sela bangku-meja dan
sebagian siswa lainnya berdiri berhadapan dengan kelompok siswa
opertama, siswa yang berhadapan berbagi pengalkaman dan pengetahuan,
siswa yang berdiri di ujung salah satui jajaran pindah ke ujunug lainnya
pada jajarannya, dan kembali berbagai informasi.
37. Artikulasi
Artikulasi
adlah mode pembelajaran dengan sintaks: penyampaian konpetensi, sajian
materi, bentuk kelompok berpasangan sebangku, salah satu siswa
menyampaikan materi yang baru diterima kepada pasangannya kemudian
bergantian, presentasi di depan hasil diskusinya, guru membimbing siswa
untuk menyimpulkan.
38. Debate
Debat
adalah model pembalajaranb dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok
kemudian duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk
dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan
oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok
lainnya begitu setrusnya secara bergantian, guru membimbing membuat
kesimpulan dan menambahkannya biola perlu.
39. Role Playing
Sintak
dari model pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan scenario
pembelajaran, menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari scenario
tersebut, pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk
siswa untuk melakonkan scenario yang telah dipelajarinya, kelompok siswa
membahas peran yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok,
bimbingan penimpoulan dan refleksi.
40. Talking Stick
Sintak
pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok,
siswa mebaca materi lengkap pada wacana, guru mengambil tongkat dan
memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yang kebagian tongkat menjawab
pertanyaan dari guru, tongkat diberikan kepad siswa lain dan guru
memberikan petanyaan lagi dan seterusnya, guru membimbing
kesimpulan-refleksi-evaluasi.
41. Snowball Throwing
Sintaknya
adalah: Informasi materi secara umum, membentuk kelompok, pemanggilan
ketua dan diberi tugas membahas materi tertentu di kelompok, bekerja
kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada
kelompok lain, kelompok lain menjawab secara bergantian, penyuimpulan,
refleksi dan evaluasi
42. Student Facilitator and Explaining
Langkah-langkahnya
adalah: informasi kompetensi, sajian materi, siswa mengembangkannya dan
menjelaskan lagi ke siswa lainnya, kesimpulan dan evaluasi, refleksi.
43. Course Review Horay
Langkah-langkahnya:
informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan,
siswa atau kelompok menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam
kotak, guru membacakan soal yang nomornya dipilih acak, siswa yang
punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak menjawab
jika jawaban benar diberi skor dan siswa menyambutnya dengan yel hore
atau yang lainnya, pemberian reward, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
44. Demostration
Pembelajaran
ini khusu untuk materi yang memerlukan peragaan media atau eksperimen.
Langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian gambaran umum materi
bahan ajar, membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok,
menunjuk siswa atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya, dikusi
kelas, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
45. Explicit Instruction
Pembelajaran
ini cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural,
langkah demi langkah bertahap. Sintaknya adalah: sajian informasi
kompetensi, mendemontrasikan pengetahuan dan ketrampilan procedural,
membimbing pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman dan balikan,
penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
46. Scramble
Sintaknya
adalah: buatlah kartu soal sesuai marteri bahan ajar, buat kartu
jawaban dengan diacak nomornya, sajikan materi, membagikan kartu soal
pada kelompok dan kartu jawaban, siswa berkelompok mengerjakan soal dan
mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok.
47. Pair Checks
Siswa
berkelompok berpasangan sebangku, salah seorang menyajikan persoalan
dan temannya mengerjakan, pengecekan kebenaran jawaban, bertukar peran,
penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
48. Make-A Match
Guru
menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan kartu yang
berisi jawabannya, setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu
soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang
cocok dengan persoalannya siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartu
dikumpul lagi dan dikocok, untuk badak berikutnya pembelaarn seperti
babak pertama, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
49. Mind Mapping
Pembelajaran
ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya
adalah: informasi kompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa
berkelompok untuk menanggapi dan membuat berbagai alternatiu jawababn,
presentasi hasuil diskusi kelompok, siswa membuat ksimpulan dari hasil
setiap kelompok, evaluasi dan refleksi.
50. Examples Non Examples
Persiapkan
gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi,
sajikan gambar ditempel atau pakai OHP, dengan petunjuk guru siswa
mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi,
presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, valuasi dan refleksi.
51. Picture and Picture
Sajian
informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan
berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga
sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru menanamkan
konsep sesuai materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.
52. Cooperative Script
Buat
kelompok berpasangan sebangku, bagikan wacana materi bahan ajar, siswa
mempelajari wacana dan membuat rangkuman, sajian hasil diskusi oleh
salah seorang dan yang lain menanggapi, bertukar peran, penyimpulan,
evaluasi dan refleksi.
53. LAPS-Heuristik
Heuristik
adalah rangkaian pertanyaan yang bertisfat tuntunan dalam rangaka
solusi masalah. LAPS ( Logan Avenue Problem Solving) dengan kata Tanya
apa masalahnya, adakah alternative, apakah bermanfaat, apakah solusinya,
dan bagaimana sebaiknya mengerjakannya. Sintaks: pemahaman masalah,
rencana, solusi, dan pengecekan.
54. Improve
Improve
singkatan dari Introducing new concept, Metakognitive questioning,
Practicing, Reviewing and reducing difficulty, Obtaining mastery,
Verivication, Enrichment. Sintaknya adalah sajian pertanyaan untuk
mengantarkan konsep, siswa latian dan bertanya,
balikan-perbnaikan-pengayaan-interaksi.
55. Generatif
Basi
gneratif adalah konstruksivisme dengan sintaks orintasi-motivasi,
pengungkapan ide-konsep awal, tantangan dan restruturisasi sajiankonsep,
aplikasi, ranguman, evaluasi, dan refleksi
56. Circuit Learning
Pembelajaran
ini adalah dengan memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan
dengan pola bertambah dan mengulang. Sintaknya adalah kondisikan
situasi belajar kondusif dan focus, siswa membuat catatan kreatif sesuai
dengan pola pikirnya-peta konsep-bahasa khusus, Tanya jawab dan
refleksi
57. Complette Sentence
Pembelajaran
dengan model melengkapi kalimat adalah dengan sintakas: sisapkan blanko
isian berupa aparagraf yang kalimatnya belum lengkap, sampaikan
kompetensi, siswa ditugaskan membaca wacana, guru membentuk kelompok,
LKS dibagikan berupa paragraph yang kaliatnya belum lengkap, siswa
berkelompok melengkapi, presentasi.
58. Concept Sentence
Proseduirnya
adalah poenyampaian kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok
heterogen, guru menyiapkan kata kunci sesuai materi bahan ajar, tia
kelompok membeuat kalimat berdasarkankata kunci, presentasi.
59. Time Token
Model
ini digunakan (Arebds, 1998) untuk melatih dan mengembangkan
ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam
sama sekali. Langkahnya adalah kondisikan kelas untuk melaksanakan
diskusi, tiap siswa diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit), siswa
berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon, setelah
selesai kupon dikembalikan.
60. Take and Give
Model
pembelajaran menerima dan memberi adalah dengan sintaks, siapkan kartu
dengan yang berisi nama siswa - bahan belajar - dan nama yang diberi,
informasikan kompetensi, sajian materi, pada tahap pemantapan tiap siswa
disuruh berdiri dan mencari teman dan saling informasi tentang materi
atau pendalaman-perluasannya kepada siswa lain kemudian mencatatnya pada
kartu, dan seterusnya dengan siswa lain secara bergantian, evaluasi dan
refleksi
61. Superitem
Pembelajaran
ini dengan cara memberikan tugas kepada siswa secara
bertingkat-bertahap dari simpel ke kompleks, berupa opemecahan masalah.
Sintaksnya adalah ilustrasikan konsep konkret dan gunakan analogi,
berikan latihan soal bertingkat, berikan sal tes bentuk super item,
yaitu mulai dari mengolah informasi-koneksi informasi, integrasi, dan
hipotesis.
62. Hibrid
Model
hibrid adalah gabungan dari beberapa metode yang berkenaan dengan cara
siswa mengadopsi konsep. Sintaknya adalah pembelajaran ekspositori,
koperatif-inkuiri-solusi-workshop, virtual workshop menggunakan
computer-internet.
63. Treffinger
Pembelajaran
kreatif dengan basis kematangan dan pengetahuan siap. Sintaks:
keterbukaan-urun ide-penguatan, penggunaan ide kreatif-konflik
internal-skill, proses rasa-pikir kreatif dalam pemecahan masalah secara
mandiri melalui pemanasan-minat-kuriositi-tanya, kelompok-kerjasama,
kebebasan-terbuka, reward.
64. Kumon
Pembelajarn
dengan mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, dan
menjaga suasana nyaman-menyenangkan. Sintaksnya adalah: sajian konsep,
latihan, tiap siswa selesai tugas langsung diperiksa-dinilai, jika
keliru langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi, lima
kali salah guru membimbing.
65. Quantum
Memandang
pelaksanaan pembelajaran seperti permainan musik orkestra-simfoni. Guru
harus menciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif,
partisipatif, dan saling menghargai. Prinsip quantum adalah semua
berbicara-bermakna, semua mempunyai tujuan, konsep harus dialami, tiap
usaha siswa diberi reward. Strategi quantum adalah tumbuhkan minat
dengan AMBak, alami-dengan dunia realitas siswa, namai-buat generalisasi
sampai konsep, demonstrasikan melalui presentasi-komunikasi, ulangi
dengan Tanya jawab-latihan-rangkuman, dan rayakan dengan reward dengan
senyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-harapan.
sumber : Cari tahu yuuuk !!!
Senin, 22 Oktober 2012
Di Kereta Kita Bersama
‘Lodayas Train’ 3C!
Kecewa karna kau tak menahanku pergi. Sebab kita sama-sama berjalan kau mengarah ke barat dan aku menuju ke timur. Atau karna kau sudah tak peduli pada kita? Pikiranku memperkeruh suasana batin.
Mataku meraup pemandangan luar jendela di sebrang sana. Aku terperanjat. Irisku terpaku pada sosok yang duduk di samping jendela sana. Aku menganga tak percaya namun cahaya sore sungguh menghadirkan sosokmu. Kau bukan serpihan fatamorgana semata, namun nyata kau hadir di sini tersenyum lembut menatapku.
“Kaget?”
“Biasa aja.” Dustaku.
Masa mengelakar senyuman kita menjadi tawa. Mencetak kenangan indah di kreta ini, tempat kita akan melewati senja bersama.
Maaf ya, kalau kisahnya terlalu singkat. Aku nulis ini dalam rangka ikut sayembara cerita. Yang jurinya adalah penulis kondang Cristian Simamora! Sayangnya tulisan ini gak lolos seleksi. Pengen deh suatu nanti nerusin cerita ini. Biar makin seksi. Hihi.
Maaf ya, kalau kisahnya terlalu singkat. Aku nulis ini dalam rangka ikut sayembara cerita. Yang jurinya adalah penulis kondang Cristian Simamora! Sayangnya tulisan ini gak lolos seleksi. Pengen deh suatu nanti nerusin cerita ini. Biar makin seksi. Hihi.
Kamis, 30 Agustus 2012
My Birthday
Rabu, 15 Agustus 2012
Crazy Little Thing Called Love 2 ?
Rabu, 15 Agustus 2012
Hello Goodbye
Senin, 25 Juni 2012
How to convert Romanization-Hangeul
Minggu, 24 Juni 2012
Makna Kado from/for dia
Sabtu, 23 Juni 2012
Allegretto 2012
Langganan:
Postingan (Atom)