Aku Cemburu

Aku menangis,
Tangisku tumpah seketika melihat dua sejoli di sebrang sana bercengkrama penuh mesra.
Aku iri,
Iri melihat dua insan tadi tak henti memadu kasih hingga kini, tatkala mereka sudah dibawa usia, namun cinta keduanya tak pupus oleh waktu.
Aku cemburu pada rasa,
Mengapa tak dapat ku miliki kasih yang sedemikian damai?

Ini bukan tentang cemburuku melihat kau tengah dengan perempuan lain,
melihat kau dekat dengan yang lain,
mengetahui kau tak acuh padaku, ataupun
merasakan sakitnya pengabaianmu.
Bukan!

Ini tentang dua sejoli yang kutemui dalam senja. Dua sejoli yang saling membahu mendorong becak agar dapat sampai hingga puncak sana.




Keduanya ku taksir berusian 70 tahun, namun dengan gigih sang kakek menuntun becaknya mendorong naik menuju atas, dan sang nenek pun turun. Betapa pengertiannya ia pada kekasihnya itu. Sang nenek turut pula mendorong becak bersama-sama sang kakek. Hingga di atas sana, barulah sang nenek naik ke dalam becak. Darahku berdesir. Mulutku bungkam. Hanya haru yang segera dibasuh kecewa atas kebodohanku 
"mengapa aku tidak menolong mereka?"

Tidak ada komentar

please leave your comment