#synopsis Master of Study [Ep.1-2]

GOD OF STUDY aka MASTER OF STUDY 



Cerita dimulai ketika Kang Seok Ho, seorang pengacara miskin dengan kantornya yang jelek, mendapatkan penggilan ke SMA Byeong Moon, sebuah sekolah yang memiliki catatan jelek dan siswa-siswa yang nggak bersemangat, karenanya sekolah itu sering dianggap sebagai ‘sampah’.
Perusahaan yang menyokong sekolah tersebut, Byeong Moon Construction, baru saja dibeli oleh perusahaan besar lainnya, Wang Bong Construction, dan pemilik barunya sedang menanti buat mendapatkan pengesahan. Dengan reputasi jelek SMA Byeong Moon dan para siswanya yang nggak tahu diri, penduduk dekat sekolah saja ingin agar SMA Byeong Moon segera ditutup saja. Seok Ho diminta buat menangani urusan administratif. Pekerjaan itu sepertinya gampang buat Seok Ho apalagi ditambah dengan kenangan masa lalunya yang menyiksa di Byeong Moon menunjukkan kalo dia siap melihat sekolah itu ditutup.

Di ruang guru, Pengacara Kang mengumumkan pada semua guru jika rencana buat menutup SMA Byeong Moon bakal disampaikan di rapat sekolah besok. Hanya ada satu guru yang terganggu dengan berita ini, yaitu Han Soo Jung. Bu Guru Han sangat peduli pada para siswanya dan selalu mencoba menyatukan mereka di dalam kelas meski biasanya cara ini nggak berhasil. Dia memohon pada Seok Ho, mengatakan bahwa anak-anak nggak boleh dibiarkan terpencar-pencar ke tempat lain dimana mereka akan jatuh semakin dalam. Dengan sikap dingin, Seok Ho bilang kalo hal itu bukan urusannya.

Akan tetapi, semakin jauh Seok Ho berjalan melewati lorong-lorong sekolah dan melihat segala sesuatunya dengan mata kepala sendiri, dia menjadi semakin cemas. Dia juga mendengar dari teman pengacaranya kalo Wang Bong Group akan segera pindah ke sana begitu Byeong Moon lenyap – mereka akan membangun apartemen mewah dan mengubah keseluruhan tempat tersebut. Temannya itu meminta Seok Ho untuk menyelesaikan segala sesuatunya dengan cepat, tapi berita ini membuat Seok Ho berubah pikiran dan ingin menyelamatkan Byeong Moon.

SMA Byeong Moon punya direktur baru, Jang Ma Ri, yang ayahnya dulunya adalah kepala sekolah disana dan sekarang menjadi direktur Byeong Moon Construction. Akan tetapi, dia juga sedang koma di rumah sakit. Ma Ri ingin menyelesaikan semuanya dengan cepat sebab dia nggak punya ketertarikan pada urusan pendidikan. Jadi ketika Seok Ho meminta waktu setahun untuk mengatur semuanya, Ma Ri menolaknya dengan tegas. Dia tidak ingin menunggu setahun lagi! Pekerjaan ini terlalu berat buatnya. Seok Ho menjelaskan masalahnya secara terperinci, memberitahu Ma Ri semua hal yang harus dilakukan. Itu sebuah pukulan besar. Ma Ri harus berurusan dengan banyak dokumen, tim auditor, akuntan pajak, tim evaluasi yang terdiri dari beberapa pengacara serta mengurus beberapa kontrak. Plus, dia akan dianggap sebagai administrator yang gagal. Sebagai gantinya, Seok Ho meminta pada Ma Ri untuk memberikan waktu setahun padanya. Dia akan membangun sekolah itu lagi. Ma Ri tertawa ketika Seok Ho mengumumkan bahwa dia akan mengubah keadaan SMA Byeong Moon dengan mengirim siswa-siswanya ke Universitas paling top di Korea, Cheonha University.


Diantara kelima temannya, Baek Hyun adalah yang paling sering menghilang dari kelas. Ketika para guru tahu Baek Hyun menghilang lagi, mereka hanya bisa mendesah sebab mereka tahun kesulitan hidup yang dipikul siswanya itu. Sekolah lain mungkin menerapkan disiplin yang ketat, tapi di Byeong Moon itu hanya wajah lain dari kehidupan. Hari ini Baek Hyun telat karena sibuk mencari tempat tinggal baru, meski begitu dia memberitahu kawan-kawannya kalo dia terlambat bangun.


Seok Ho meminta seorang siswa untuk membantunya di rapat dengan komite sekolah. Dia berhasil mendapatkan Pul Ip dengan bayaran 50.000 won. Para komite sekolah sama ragunya dengan Jang Ma Ri, menertawakan usulan Seok Ho yang menggelikan. Anak-anak di SMA Byeong Moon tidaklah cerdas. Masuk ke Cheonha bukan hanya khayalan tapi itu adalah hal yang benar-benar bodoh. Seok Ho melawannya dengan mengatakan kalo anak-anak orang kaya tidaklah pintar. Bukan uang mereka yang menjadikan mereka orang yang lebih baik – itu karena mereka punya kesempatan yang berbeda. Cara, bukan bakat yang melekat pada diri, mendapatkan hasil. Lebih jauh, karena mengirim satu siswa ke Cheonha bisa dilihat sebagai keberuntungan, dia berjanji akan mengirim lima. Para komite sekolah bertanya siapa yang akan dikirmnya, Seok Ho memperkenalkan Pul Ip: sekarang nilainya mungkin tidak bagus, tapi dia akan melatihnya untuk mengubah hal itu. Guru Soo Jung tidak tahan mendengar ide konyol Seok Ho dan menyerangnya, tapi dia tetap menjamin bahwa dia akan menacapai tujuannya. Setelah rapat itu, Seok Ho berusaha meyakinkan Pul Ip untuk bergabung dengannya. Pul Ip berpikir kalo Pengacara Kang itu gila, tapi dia mengatakan dengan tegas bahwa kalo Pul Ip melanjutkan hidupnya seperti ini dia akan menderita. “Kamu tidak bisa bermimpi karena kemampuanmu tidak sesuai. Aku akan membantumu mewujudkan impianmu.”

Ma Ri membuat Seok Ho memenuhi dua persyaratan. Pertama, dia punya waktu tiga hari untuk mngumpulkan lima orang siswa. Kedua, dia harus menaikkan nilai mereka pada ujian bulan juni. Jika gagal, dia harus meninggalkan sekolah itu. Seok Ho menandatangani perjaanjian itu meski dia meminta agar merahasiakan persyaratan yang kedua sementara waktu – itu hanya akan menambah beban anak-anak. Ma Ri kemudian mengumpulkan para siswa di auditorium untuk memperkenalkan guru baru yang akan mengajar di kelas khusus. Disanalah, Seok Ho mengambil alih podium untuk menghentikan keributan para siswa. Ketika dia berbicara, kata-katanya membuat mereka terdiam. Pertama-tama, Seok Ho menyebut anak-anak itu bodoh, suara-suara berubah menjadi cemoohan. Ucapan Seok Ho tadi membuat mereka marah tapi, dia berteriak pada para siswa itu untuk diam dan mendengarkan ucapannya.


Seok Ho: “Kalau kalian tetap seperti sekarang, maka kalian akan melanjutkan seluruh hidup kalian dibohongi oleh orang lain sampai kalian mati. Di masyarakat ada semacam aturan-aturan. Kalian harus hidup bersama aturan-aturan itu. Siapa yang kalian pikir membuat aturan itu? Orang-orang pintar. Hukum, sistem pendidikan, sistem perumahan, pajak, keuangan, sistem upah – orang-orang pintar membuatnya agar sesuai dengan selera mereka, untuk membuat hidup mereka nyaman. Tapi mereka membuatnya menjadi sulit bagi mereka yang kurang beruntung dan kurang pintar dari mereka bahkan untuk mengerti. Orang-orang pintar menggunakan aturan ini untuk menjalani hidup yang baik. Bagi idiot seperti kalian, orang bodoh yang berpikir memakai otak kalian merupakan sebuah pertentangan, kalian akan menjalani seluruh hidup kalian dipojokkan dan bahkan dilukai oleh orang-orang pintar itu dan pada akhirnya kalian akan tersingkir.”

Para siswa merasa tersinggung, namun tetap mendengarkan. Lalu salah seorang siswa berteriak: “Lalu apa solusimu?” Pidato Seok Ho yang berapi-api dapat menarik perhatian para siswa. Akan tetapi, jawaban yang diberikannya kemudian membuat semua itu terpecah: “Kalau kalian tidak ingin menjadi korban dari orang-orang pintar itu, kalau kalian tidak mau disakiti oleh mereka, hanya ada satu jalan: belajar!” Mendengar bahwa solusi ajaibnya adalah belajar dan kuliah di Universitas Cheonha, para siswa kembali melontarkan cemoohan. Sebuah bola basket terhempas ke podium dan mengenai papan dibelakang kepala Seok Ho. Kerumunan siswa terbelah saat Kang Seok Ho berhadapan dengan penantangnya. Adalah Baek Hyun yang menyindir: “Lalu, apakah kau kuliah di Universitas Cheonha? Apakah Cheonha menggajimu? Apakah kau benar-benar mencintai Cheonha?” Seok Ho menjawab tidak untuk semua pertanyaan itu. Dia tidak kuliah di Cheonha. Dia bahkan tidak menyukai Cheonha. Dia membenci orang-orang yang bersikap sombong karena mereka berasal dari Cheonha. Tapi para siswa memiliki kesempatan ini dan kuliah di Cheonha adalah jawaban untuk menaikkan kehidupan mereka yang menyedihkan. Baek Hyun tetap tidak terkesan. Dia menyampaikan sebuah kenyataan: setengah dari siswa yang bersekolah di Byeong Moon berasal dari keluarga bermasalah. Mereka harus bekerja sendiri, dan mereka terlalu sibuk bertahan hidup. Baek Hyun bilang bahwa dia akan gagal dan terhempas. Para siswa menyoraki Baek Hyun, terkesan.

Tidak terganggu dengan hal itu, Seok Ho melanjutkan pekerjaannya, membersihkan ruang kelas tua yang diberikan padanya. Ma Ri dan guru-guru yang lain yakin dia akan gagal mengumpulkan lima siswa dan meragukan keyakinan Seok Ho bahwa dia akan sukses. Soo Jung dengan enggan membantu Pengacara Kang bersih-bersih. Pada saat itu Pengacara Kang bertaruh dengan Soo Jung. Kalau dia berhasil mengumpulkan lima orang siswa, maka Han Soo Jung harus bersedia menjadi wakil wali kelas. Bu Guru Han setuju. Sekalipun meragukan kemampuan Kang Seok Ho, Han Soo Jung adalah satu-satunya guru yang ingin dia sukses, sebab kalau senadainya dia benar, maka hal itu akan bagus bagi sekolah dan para siswa. Seok Ho memulai proses rekrutmen dengan cepat, menargetkan beberapa siswa. Contohnya, dia beralih ke Baek Hyun setelah mengetahui kalau titik kelemahannya ada pada neneknya. Seok Ho menemui nenek dan mengatakan bahwa baek Hyun akan masuk kelas khusus dan belajar extra keras. Dia juga mendengar masalah rumah yang mengkhawatirkan nenek dan berusaha mencarikan solusi untuk masalah itu. Saat nenek menelpon cucunya untuk mengatakan betapa bangganya dia, Baek Hyun sadar dan marah karena Seok Ho ikut campur dalam kehidupannya.


Pul Ip pulang ke rumah dan menemukan bahwa istri dari kekasih ibunya datang dan menyebabkan kekacauan. Pul Ip turut bersedih untuk ibunya tapi di sisi lain dia tidak dapat menerima kalau ibunya berhubungan dengan pria yang sudah menikah. Ketika Seok Ho tiba, dia mengulangi ucapannya yang dulu bahwa Pul Ip harus mengubah tujuan hidupnya, kalau tidak dia akan menyesal nanti. Terakhir, Seok Ho menemui Baek Hyun malam itu dan memintanya sekali lagi untuk bergabung dengan kelas khusus dan menambahkan: ada cara bagi Baek Hyun agar tidak terusir dari rumahnya. Dia bisa melunasi hutang pemilik rumahnya dan mengambil alih rumah itu. Dia menyindir Seok Ho – dia tahu hal itu dan yang menjadi masalah utamanya adalah dia tidak punya uang untuk malakukan itu. Seok Ho mengatakan bahwa dia adalah seorang pengacara dan dia tahu bagaimana menangani masalah itu. Dia akan membantu tapi tidak gratis – Baek Hyun harus masuk kelas khusus. Dan lagi-lagi, Baek Hyun menolak. Dia tidak mau mendapatkan bantuan dari orang seperti Kang Seok Ho. Karena tidak ada pilihan lain, Baek Hyun akhirnya memutuskan berhenti sekolah dan bekerja. Malam itu, dia memikirkan lagi perkataan Seok Ho tapi, paginya dia tetap bekerja di sebuah bengkel mobil. Dia hampir berkata jujur pada neneknya – tapi tidak jadi ketika neneknya memberikan Baek Hyun sekotak makan siang. Seok Ho telah memberitahunya bahwa kelas khusus akan berlangsung sampai larut dan cucu kesayangannya tidak bisa pulang cepat.

Pada waktu makan siang, Baek Hyun membuka bekal makan siangnya dan menemukan secarik kertas di dalamnya. Pesan dari neneknya: “cucuku Baek Hyun, ibu yang lain akan membuatkanmu makan siang yang lebih enak dan lebih baik. Nenek minta maaf. Nasi itu seperti obat kuat. Makanlah yang banyak sehingga kau tetap sehat. Nenek mencintai cucunya.” Baek Hyun menangis membaca surat itu. Dia mengenang kembali masa kecilnya dimana sang nenek selalu ada di sampingnya. Makan siang Baek Hyun terhenti karena mendapat telpon dari Seok Ho yang memintanya datang untuk membantu nenek. Saat sampai di rumah dia terkejut melihat nenek menarik gerobak yang penuh barang-barang mereka di jalan tanjakan. Dia mulai berlari akan membantu nenek tapi Seok Ho menariknya. Kata Seok Ho, dia tidak mungkin muncul dihadapan nenek dengan baju mekanik. Nenek belum memberitahu cucunya kalau hari ini mereka harus pindah. Dia berencana untuk memindahkan barang-barang dulu baru kemudian memberitahu Baek Hyun. Nenek sudah memberitahu Pengacara Kang bahwa mereka akan tinggal di sebuah gosiwon, sejenis asrama yang biasa disewa oleh siswa miskin. Pilihan tempat tinggal yang buruk tapi nenek juga sudah mengatakan pada Seok Ho kalau gosiwon itu punya dapur jadi nenek tetap bisa memasakkan makan siang untuk cucunya. Beberapa saat berikutnya, Baek Hyun mengejutkan neneknya dengan mengambil alih gerobaknya. Baek Hyun yang sudah berpakain normal membuat sang nenek terkesiap dan meminta maaf bahwa dia tidak memberitahu Baek Hyun sebelumnya. Tapi dia berbicara dengan lembut pada nenek dan memintanya untuk naik ke atas gerobak sementara dia menarik gerobak itu pulang ke rumah dan mengatakan kalau mereka tidak harus pindah lagi. Nenek tidak bisa melihat ekspresi cucunya yang penuh konflik ketika mengatakan: “cucumu sudah mengetahui semuanya. Jadi jangan menganggapku sebagai anak kecil lagi.”


Baik Bong Goo dan Chan Doo terus memikirkan keinginan mereka untuk mengubah kehidupan mereka – haruskah mereka percaya pada perkataan guru dan masuk kelas khusus? Bong Goo berpikir lebih dalam bahwa semuanya akan baik-baik saja kalau mengatakan dia ada di kelas Cheonha. Itu akan menjadi sumber kebanggaan ketika berbicara dengan teman lamanya. Chan Doo memikirkan ayahnya dan bertanya-tanya apakah kelas khusus benar-benar bisa mengubah mereka menjadi lebih pintar. Bisakah sesungguhnya hal itu mengubah segala sesuatu di sekitar mereka?

Hari ini adalah hari terakhir bagi Seok Ho untuk mengumpulkan lima orang siswa. Guru-guru yang lain dengan senang menggembar-gemborkan kegagalan Seok Ho dengan mengatakan tidak seorang siswa pun di kelas mereka yang tertarik masuk kelas khusus. Saat Soo Jung bertanya pada siswa di kelasnya yang tertarik buat bergabung dengan kelas khusus, tak seorang pun berbicara. Bong Goo serta Chan Doo saling bertukar pandang, ingin bergabung tapi ketakutan di menit-menit akhir. Pul Ip juga bergumul dengan dilemma menit-menit terakhir. Dia melihat ke sekeliling, memikirkan ibunya yang sedih dan perkataan Seok Ho bahwa dia akan berakhir sama seperti ibunya. Akhirnya dia bangkit dan mengejutkan semua orang dengan mengatakan keinginannya untuk pindah kelas. Gerakan Pul Ip memberikan keberanian bagi Cahn Doo dan Bong Goo. Mereka saling tukar pandang dan berdiri bersamaan. Mereka mengikuti Pul Ip pindah ke kelas lain. Ma Ri dan guru-guru yang lain terlihat ketakutan dan tetap saja kelihatannya Seok Ho akan kalah. Dengan hanya waktu satu menit yang tersisa, dia hanya punya tiga siswa sedangkan peraturannya mengharuskan dia punya lima orang siswa. Para siswa yang bergabung sudah mulai ketakutan bahwa kelas khusus tidak akan pernah ada. Seok Ho pun mulai minta maaf pada mereka dengan mengatakan bahwa kelas khusus tidak akan terbentuk. Dan saat itulah Baek Hyun muncul dan mengatakan: “siapa yang bilang begitu?” Tepat ketika para guru akan mengatakan bahwa hanya ada empat siswa, sebuah kepala menyembul dari pintu dan langsung menggelayuti lengan Baek Hyun. Hyun Jung selalu menempel di sisinya tidak peduli apapun. Ma Ri menghilangkan kekecewaan para guru. Dia sudah terkepung tapi masih punya persyaratan yang kedua.

Seok Ho bergumam pada Baek Hyun bahwa dia akan mengurus masalah rumahnya. Baek Hyun menjawab bahwa dia akan segera melunasi hutangnya pada Kang Seok Ho. Tapi dia bersikap tidak terlalu meyakinkan dan menambahkan bahwa dia ikut kelas khusus karena tidak punya pilihan lain. Bukan karena dia percaya bahwa guru akan sukses. Seok Ho menjawab: “Baiklah, tapi dalam setahun kau akan menuju universitas Cheonha!” Dia pun menyambut para siswa itu ke kelas barunya dan menerangkan paraturannya: pertama, mereka harus mengikuti apapun yang dikatakannya. Kedua, sampai hari dimana mereka diterima di Cheonha, mereka tidak boleh pergi. Begitulah kelas baru dimulai.


sekian ^^

Tidak ada komentar

please leave your comment