Puisi dalam Majalah


source: pinterest

Buat sobat yang lagi mentok nulis belum dapet ide buat nglanjutin aktivitas mencorat-coret lagi di kertas mu, gak ada salahnya baca karya sastra sobat kita yang lain. Lain hal emang lain cerita sih ... so lain orang emang lain kreasi tapi siapa tahu dari karya orang lain mood kita buat menulis 'cling' lagi :D


Tentang Kamu
( Alina Sitha )

Masih lekat dalam ingatan
Kau yang hadir mengusik sepi
Tawarkan asa yang menjelma perlahan
Merangkulku ‘tuk terus menggayuh mimpi
Kau sirnakan temaram dalam hariku
Kau ganti dengan benderang auramu
Tingkahmu tak pernah kaku
Pancarkan rona merah pipiku yang bersemu
Aku harap ini bukanlah akhir
Saat kau sisipkan sebuah surat merah jambu dalam booklet-ku
Kau katakan akan hijrah ke negri kincir angin
Dan akan kembali untuk menemuiku …


Kasih Bayangan
( Ika Shiepurple )

Tuhan, Bantu hambaMu
Detik, menit, jam ku menunggu
Menunggu, menunggu dan selalu menunggu
Ungkapan kasih dari sang pelebur hatiku
Tuhan, dekatkanlah kami jika dia pangeran hidupku
Jika bukan, izinkanlah dia menjadi kekasih bayanganku
Izinkan aku mendekapnya
Izinkan aku memeluknya
Dan izinkan aku menatap sinar matanya
Walau hanya bayangan semata
Aku bahagia apabila terus ku ingat senyum manisnya


Kering kenangan
( Luluk Wijayanti )

Ranting-ranting itu adalah kenangan
Yang semakin kurus mengkerut
Retak, kurus, kering, suram
Akhirnya hilang di balik daun jatuh kering
Pohon yang menancap kokoh di tanah
Biasa gaduh dalam canda
Penuh zat pembangkit
Membawa angin penuh kesejukan
Kini bungkam dalam cerita duka
Menunduk lemah, tiada zat pembangkit
Pucat semakin layu dan renta
Dalam kenangan cinta
Dalam kesejukan
Tiada hati buat mengaduh
Pucat, kering, renta dan semakin kurus
Lenyap segala kenangan
Tak lenyap dalam duka dan sedih
Kering rinduku renta cintaku
Adalah cinta di dalam kenangan dan rindu


Hujan
( Dyatma Nuradini )

Aku tahu kau di sini
Akan tetapi,
Pikirmu melanglang buana
Terbang jauh melayang
Menari-nari
Bersama hujan rintik yang deras
Angannya menembus bingkai-bingkai jendela
Rintik demi rintik terus berjatuhan
Detik demi detik terus bergulir
Mencoba rasakan tetes demi tetes
Relung hatinya yang sendu
Tertusuk-tusuk semilir angin yang sejuk
Sebutir kenangan tumpah tak terbendung
Menodai pipinya yang gagah


Di Sini, Kita Bertemu
( T. Sandi Situmorang )

Hanya da sepi di hatiku
Ketika tawa kita terberai
Di ujung waktu di ujung kota
Bohong jika hidup ini pilihan
Sebab selalu tiada pilihan di ujung paksa
Katamu, sebelum kita berjabat tangan
Lalu berpisah dengan menjinjing luka
Pada senja bertuba
Angin membawa langkah kita
Pada pusaran yang sama
Di kusam matamu ku jaring letupan bintang
Aku hendak bertanya tetapi gagal
Masihkah bagimu hidup bukan pilihan
Ketika waktu mempertemukan kita, di sini


Puisi lainnya ? Klik on 'POETRY's label or search 'POETRY'. 

2 komentar

please leave your comment